Fertilitas pria adalah kesuburan pria di mana di dalam air mani pria terdapat bibit sperma yang cukup banyak dengan kualitas yang baik dan kecepatan bergerak yang cukup gesit. Agar bisa mendapatkan keturunan, sperma yang merupakan bibit harus bertemu dengan ovum yang merupakan bibit betina. Ovum yang dilepaskan oleh ovarium atau indung telur terdapat dalam alat kelamin wanita, maka untuk mempertemukan sperma dengan ovum diperlukan alat kelamin pria yang disebut penis.
Penis merupakan organ penyaluran sperma, saat penyaluran dilakukan, penis tersebut harus dalam keadaan ereksi. Keadaan ereksi pada penis disebabkan oleh masuknya aliran darah ke dalam penis di bagian sponhiosa ataupun otot polos penis. Hal ini terjadi bilamana daya seksual pria meningkat, yaitu tertarik dan berminat secara seks.
Rangsangan-rangsangan yang dapat menimbulkan ereksi bisa melalui penglihatan, sentuhan, ataupun pendengaran yang disalurkan lewat jaringan saraf, Kemudian terjadilah mekanisme seperti terjadinya pelebaran pembuluh darah nadi yang mengalir pada otot polos penis. Dan darah yang terkumpul pada penis akan bertambah banyak. Apabila aliran darah ke penis tidak dapat bertambah, maka akan terjadi impotens.
Sistem saraf yang mengatur mekanisme terjadinya ereksi tidak sama dengan sistem saraf yang bertugas mengatur organ tubuh yang lainnya, seperti mengangkat tangan misalnya.
Mengangkat tangan bisa dilakukan kapan saja saat otak memberikan komando pada saraf-saraf dan otot-otot yang berhubungan dengan tangan. Sebaliknya untuk dapat ereksi walaupun pengaturan saraf yang bermula dari rangsangan otak sudah dimulai, tetapi apabila terjadi gangguan pembuluh darah ataupun gangguan saraf lainnya, maka mekanisme untuk dapat berereksi tidak akan terjadi. Sama seperti kita tidak bisa memerintahkan jantung untuk berhenti berdenyut.
Potensi dan impotensi berbeda dengan fertil dan infertil, potensi atau keperkasaan seksual pria adalah kesanggupan seseorang untuk bereaksi dan ejakulasi secara normal. Impotensi atau lemah syahwat atau juga disfungsi ereksi adalah sebaliknya, apabila ia seseorang tidak sanggup bereaksi terhadap rangsangan seksual. sedangkan fertil dan infertil berkaitan ada tidaknya sperma sebagai bibit jantan untuk meneruskan keturunan. Biasanya impotensi terjadi disebabkan penyempitan pembuluh darah nadi, hampir sama dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Darah yang mengalir ke otot jantung berkurang sama sekali.
Terjadinya impotensi atau disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh beberapa hal secara kejiwaan seperti : Stres. Rasa rendah diri. Sakit hati atau tersinggung. Cemas dan takut. Lelah dan letih.
Selain masalah kejiwaan, impotensi juga dapat disebabkan oleh fisik yang kurang sehat, seperti :
Merokok. Menurut penelitian, nikotin dalam rokok yang terserap oleh darah akan menyebabkan pemyumbatan pembuluh darah, termasuk penyumbatan pembuluh darah dalam penis.
Makanan. Kurangi makanan berkolesterol tinggi yang juga dapat menyumbat pembuluh darah.
Penyakit. Beberapa penyakit tertentu dapat menyebabkan impotensi, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Obat-obatan. Pemakaian obat-obatan yang tertentu dengan dosis tinggi dan tidak terkontrol bisa menyebabkan impotensi.
Fertilitas dan potensi sangatlah penting untuk dapat meneruskan keturunan. Bila salah satu diantaranya tidak dapat diandalkan, maka sperma tidak akan pernah bertemu dengan ovum. Menjaga stamina tidak harus menunggu sampai tua dulu kan? Cobalah mulai hidup sehat untuk bisa mendapatkan anugrah hidup.
Sehubungan dengan masalah ereksi penis ini, maka terciptalah kalimat jenaka yang menggelikan sebagai berikut :
Pandangan hidup (Baru dipandang sudah langsung hidup).
Umur 30-40 tahun. Peganglah hidup (Setelah dipegang baru hidup).
Umur 40-60 tahun. Perjuangan hidup (Dengan penuh perjuangan baru bisa hidup).
Umur 70 tahun keatas. Penganugrah hidup. (Ini merupakan suatu anugrah dan kelebihan tersendiri jika pada usia 70 tahun keatas masih bisa aktif melakukan hubungan seksual
—————